PENAKLUKKAN YANG MENAKJUBKAN
Judul buku :
Muhammad Al-Fatih 1453
Nama penulis :
Felix Y. Siauw
Nama penerbit :
Khilafah Press
Tahun penerbitan :
2011
Tebal halaman :
320 hlm + xviii; 20,5 cm
Harga :
Rp 70.000
Buku ini dapat dikategorikan sebagai buku
sejarah, khususnya sejarah Islam. Dan resensi ini ditulis untuk kembali pergi
ke peradaban Islam, dan mennyaksikan betapa tangguhnya para mujahid mujahid
Islam dalam berperang demi Allah dan Rasul-Nya.
Buku ini
mengisahkan kisah yang realistis, yaitu merupaka sejarah Islam dalam menaklukkan kota konstantinopel (romawi
timur), kota konstantinopel merupaka kota yang megah dan kuat dan kota ini
adalah menjadi kota kristen pertama di dunia. Dan Daulah khilafah Islam pada
saat khalifahnya adalah Muhammad II itu ingin menaklukkan kota tersebut, karena
kota itu telah dijanjikan oleh Rasulullah untuk ditaklukkan.
Mari saya ceritakan sedikit tentang isi dari buku ini à
Muhammad II bin murod,
seorang pemuda yang kelak akan kita kenal Muhammad Al-Fatih yang berusia belum
genap 21 tahun. Seorang pemuda kelak akan disematkan sebagai penakluk yang
terbaik, seorang yang merealisasikan janji Rasulullah saw, dan setiap harinya
ia meyakini bahwa dia adalah penakluk konstantinopel. Setiap hari di siang
hari ia melayakkan dirinya menjadi
seorang panglima terbaik yang diramalkan oleh Rasulullah saw. Dan pada malam
harinya ia bertahajjud meminta kepada Allah agar Allah berkenan menjadikannya
penakluk konstantinopel. Dia tak hanya menjadi seorang panglima yang terbaik, mengumpulkan
pasukan-pasukan yang terbaik, mengumpulkan pasukan-pasukan yang terhebat pada
zamannya, dan kemudian menjadikan mereka pasukan yang berkuasa, pasukan
terhebat sebelum perang dunia I. Karena Muhammad Al-Fatih sadar betul bahwa
penaklukan konstantinopel tidak hanya dipengaruhi oleh kekuatan dan keimanan
tapi juga oleh pasukan yang terbaik.
Tidak hanya itu Muhammad
Al-Fatih menguasai geopolitik konstantinopel, dia membangun 2 benteng yang
kemudian menjaga selat fosforus agar tersekat ditengah, memotong selat fosforus
sehingga konstantinopel kehilangan seluruh logistiknya. Kemudian, dia membangun
segala macam yang diperlukan dan kita bisa lihat bahwa orang-orang yang serius
berbeda dari orang-orang yang tidak serius dari segi cara kerja, dan
keseriusan-keseriusan yang lain. Ini adalah benteng yang dibuat oleh Muhammad
Al-Fatih dan benteng ini seluas 30.000m2 dan semuanya terjadi hanya
dalam waktu 4 bulan. Kita bisa bandingkan bagaimana pekerjaan orang-orang yang
serius. Kemudian dia memiliki satu halangan sebuah tembok yang terbentang 7,5km
sebuah legenda yang bertahan selama 1123 tahun tidak tertaklukkan, sebuah batas
antara impian dan kenyataan bagi kaum muslim dan batasan antara bisyarah (kabar
gembira) Rasulullah saw. Untuk itulah Muhammad Al-Fatih membuat suatu meriam, yang kelak akan menaklukkan
konstantinopel. Dia kerahkan konstruksi-konstruksi perang, dia kerahkan seluruh
pasukan-pasukan untuk mengadakan sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya,
menyiapkan penaklukkan konstantinopel. Maka pada tanggal 6 April 1453 Muhammad
Al-Fatih membariskan 250.000 pasukan menuju tembok konstantinopel dan pada hari
yang sama kaum muslim menunjukkan kepada dunia barat bahwa inilah mereka.
Sebuah pasukan terbaik
terbentang luas didepan tembok konstantinopel dan pada hari yang sama pula,
bertepatan dengan hari jum’at, Muhammad Al-Fatih memimpin sholat jum’at
bersama. Kemudian menembakkan meriam pertama kali untuk memulai kepungan yang
pertama. Ketika saat itu orang-orang konstantinopel baru sadar bahwa mereka
dikepung. Muhammad Al-Fatih mengerahkan segala cara, mengerahkan seluruh
kekuatan untuk mengepung konstantinopel dari daratan, maupun dari lautan namun
tidak satupun dari mereka yang berhasil menembus pertahanan konstantinopel.
Tampaknya dinding konstantinopel masih terlalu angkuh bagi kaum muslimin, maka
saat itulah mayat-mayat berjatuhan, kaum muslimin kehilangan orang-orang
terbaiknya dan pada saat itu muncul suara-suara sumbang. Maka Muhammad Al-Fatih
mengadakan sebuah rapat dengan
pasukan-pasukannya, apakah mereka akan terus berperang ataukah tidak. Ada
seseorang yang mengatakan pada Muhammad Al-Fatih
“sudahlah lebih baik
kita pulang sajalah wahai Sultan, engkau telah mengakibatkan kerugian besar
pada kamu muslimin, engkau menewaskan banyak pasukan kita, seandainya engkau
tidak membawa pasukan kesini tentulah kita tidak mengalami kerugian seperti
ini.”
Namun belum selesai perkataan itu meja digebrak
oleh seorang mualaf dan dia mengatakan
“jangan dengarkan dia
wahai Sultan, sesungguhnya kita datang kemari tidak ada harapan bahwa kita akan
kembali melainkan mati syahid dan berdiri dihadapan Allah sebagai seorang gozi,
sebagai seorang petaruh Allah. Dan seandainya mereka membicarakan tentang
kekuatan pasukan ketahuilah bahwa alexander agung datang dari barat menuju
ketimur membawa setengah pasukan dari pada jumlah kita yang sekarang dan
menaklukkan sebagian besar timur dengan setengah pasukan daripada kita. Kita
membawa 2 kali lipat pasukan dan saya tidak akan terima bahwa pasukan kita
kalah dibalik benteng-benteng dan timbunan batu-batu ini. Tidaklah kita datang
kesini untuk kembali apapun yang telah kita mulai harus kita selesaikan”
Maka keputusan dibuat bahwa perang akan
diteruskan. Lalu Al-Fatih bertanya pada seluruh pasukannya
“ketika kita sampai
sekarang tidak bisa menembus tembok konstantinopel maka apa yang harus kita
lakukan? kita tidak menembus konstantinopel karena ada rantai raksasa yang
menghalangi antara kita dan teluk tanduk. Apabila kita tidak bisa melalui
rantai ini, maka selama itu pula pasukan kita akan tertahan dan pasukan kita
tak dapat menembus tembok konstantinopel. Maka apa yang kalian lakukan? “
Maka pasukannya menjawab
“Kami melakukan semua
yang bisa kami lakukan wahai Sultan, kami mencoba memutus rantai-rantai, kami
mencoba utnuk melepaskan daripada pegangannya namun tidak satupun cara yang
kami buat telah berhasil selain mengakibatkan korban yang besar pada kami”
Maka Sultan Muhammad Al-Fatih mengatakan pada
mereka
“seandainya kita
tidak bisa melewatinya maka kita akan melaluinya dengan cara yang lain, kita
punya kapal, kapal kita ini akan coba kita labuhkan diatas bukit galata,
setelah itu kita labuhkan di pantai galata, maka biarlah kita melalui kapal-kapal
kita diatas dataran bukit galata, setelah itu kita kembalikan lagi kelaut,
begitu semua telah terjadi, begitu mudah pasukan kita menyerang melalui selat
tanduk.”
Maka ini menjadi sebuah keputusan yang
keputusan ini menjadi sebuah sejarah, sebuah keputusan sebelumnya. Kemudian
pasukan bertanya
“wahai
Sultan, apakah engkau lupa bahwa ini adalah sebuah bukit?”
Maka Sultan berkata
“iya, saya tahu itu
sebuah bukit, namun ketika engkau tidak dapat melalui itu dan tidak menyangka
akan melalui itu, tidak pula satupun orang konstantinopel”
Keesokan harinya 72 kapal pindah, dari selat
fosforus ke selat tanduk melalui bukit dalam waktu 1 malam. Sebuah keajaiban
strategi perang yang tidak pernah terbayangkan pada sebelumnya. 22 April 1453
seluruh penduduk konstantinopel merasa kaget akan ‘takbir’ dari atas bukit
galata, mereka berlari kearah menara yang paling tinggi, menaiki menara itu
kemudian melihat kearah bukit galata, yang mereka saksikan pada saat itu adalah
sebuah bendera `laailaahaillallah
muhammadurrasulullah’ berkibar dengan megah diatas bukit galata. Ketika
mereka menyaksikan kearah bawah, yang mereka saksikan adalah sebuah pemandangan
yang merenggut seluruh nyali mereka. Satu per satu kapal berbaris diatas bukit
galata, satu per satu turun kedalam perairan mereka. Mereka berkata pada yang
lain berharap ini semua adalah sebuah mimpi namun mereka tidak bisa keluar dari
mimpi buruk mereka pada saat itu mereka mengatakan konstantinopel ‘is over’. Peperangan masih dilanjutkan
dari tanggal 20 April 1453 hingga tanggal 27 Mei 1453, namun kaum muslimin
terus mengeluarkan serangan serangan mereka. Seluruh tipu daya dilakukan,
segala macam inovasi perang diciptakan dan dilakukan, maka pada tanggal 27 Mei
1453 Sultan merasa bahwa serangan ini sudah akan berhasil. Maka dia berkata
kepada seluruh pasukannya
“berhenti berperang,
pada tanggal ini saya ingin kalian berhenti semuanya dari berperang dan
padaesok hari berpuasalah memintalah kepada Allah, khusyu’ lah dalam membaca
Al-Qur’an, minta pertolongan hanya kepada Allah, karena yang bisa memenangkan
kita hanyalah Allah swt. “
Maka pada tanggal 28 Mei 1453 seluruh pasukan
diliputi oleh suasana syahdu, berpuasa, melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an,
mensucikan jiwa mereka, mengharapkan bantuan Allah pada esok harinya. Dan pada
waktu berbuka puasa, mereka berbuka dengan sangat khusyu’ melanjutkan
ibadah-ibadah nafilah, hingga siang sampai malam hari mereka menyibukkan
dirinya untuk beribadah kepada Allah. Pada pukul 1 dini hari, tanggal 29 Mei
1453 Sultan mengumpulkan mereka semua kemudian berkhotbah pada mereka, dengan
sebuah khotbah yang sampai sekarang masih kita kenal, sebuah khotbah yang masih
diingat oleh para kaum muslimin.
Seandainya penaklukan
konstantinopel sukses, maka sabda Rasul telah menjadi kenyataan, dan salah satu
mu’jizatnya telah terbukti. Maka kita akan mendapatkan apa yang telah menjadi
janji yang didapat disini yaitu kemuliaan dan penghargaan. Untuk itu, sampaikan
pada setiap pasukan bahwa kemenangan besar yang kita capai akan menambah
ketinggian dan kemuliaan Islam. Oleh karena itu, jangan sampai ada satu pun
diantara kamu muslimin yang melanggra syari’at Islam yang mulia, karena
Al-Fatih sadar betul bahwa kemenangan mereka bukan diakibatkan oleh kekuatan
dan strategi perang mereka, tapi oleh izin dan pertolongan Allah swt. Dan pada
saat itu pula seluruh pasukan dikeranhkan, seluruh pasukan diperintahkan untuk
menyerbu tembok. Pasukan-pasukan pemanah dikerahkan, memberikan serangan yang
terakhir, seluruh pasukan mengeluarkan kekuatan mereka dan sebelum kemudian matahri
bersinar dari sebelah timur semua telah selesai.
Muhammad Al-Fatih masuk ke
kota konstantinopel, dan mengucapkan
“alhamdulillah’ semoga
Allah merahmati para syuhada, memberikan kemuliaan kepada mujahidin, serta
kebanggan dan syukur untuk rakyatku.”
Itulah peperang yang
dilaksanakan selama 54 hari perjuangan. Dan peperangan ini adalah suatu
pembuktian janji Rasul yang baru terbukti 825 tahun kemudian, setelah rasul
bersabda.
Berkata Abdullah bin Amru
bin Ash : “bahwa ketika kami duduk
disekeliling Rasulullah utnuk menulis, lalu Rasulullah ditanya tentang kota
manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma?. Maka
Rasulullah menjawab ‘Kota Heraklius terlebih dahulu’, yakni ‘Konstantinopel”
(HR. Ahmad.)
Dan Rasul juga bersabda :
“Sungguh, konstantinopel
akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang
menaklukkannya” (HR.Ahmad)
Dengan begitu, itu tandanya Muhammad II mendapatkan gelar ‘Al-Fatih’ yang artinya ‘Sang Penakluk’, dan ia
adalah sebaik-baiknya pemimpin serta pasukannya adalah sebaik-baiknya pasukan.
Itulah dari sedikit cuplikan
isi dari buku ini, menurut saya buku ini memiliki kelebihan dari segi bahasa,
bahasanya sangat mudah dipahami dan familiar. Selain itu pengorganisasian buku
atau sistematika perbab runtut sesuai apa yang telah terjadi, isi nya
menceritakan sejarahnya hingga detil, dan juga disetiap halaman terdapat
gambar-gambar yang menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana kejadian saat
itu. Dan saya belum menemukan kelemahan
didalam buku ini, hanya perwajahannya buku pada bagian sisi belakang, huruf
penjelas buku terlalu sulit untuk dibaca.
Buku ini bagus, sangat layak
dan menyenangkan untuk dibaca, agar pengetahuan tentang sejarah Islam lebih
tergali lagi.